Penyesuaian Spektrum Warna Pada Citra Digital Untuk Penderita Buta Warna Deuteranopia

2019: Seminar Informatika Aplikatif 2019

Rosa Andrie Asmara
Rawansyah
Whilyham Anjasmara

Abstract

Buta warna tidak dapat disembuhkan, karena salah satu penyebabnya terdapat pada pewarisan genetik dari orang tua, selain dapat diakibatkan dari konsumsi obat tertentu atau kecelakaan. Sehingga populasi penderita buta warna semakin bertambah tiap tahun. Jenis buta warna yang memiliki jumlah penderita terbanyak berasal dari jenis deuteranopia, yakni jenis buta warna yang mengakibatkan penderita tidak dapat melihat warna hijau dengan jelas. Maka dari itu penderita deuteranopia memerlukan bantuan dengan sentuhan teknologi untuk membantu visibilitasnya dalam mengidentifikasi warna. Pada beberapa penelitian, LMS Daltonisasi dan perbaikan warna LAB merupakan metode yang memudahkan keadaan mata penderita dalam memperjelas bentuk gambar. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kedua metode yang membantu penderita deuteranopia dalam menerima informasi warna dari gambar-gambar yang dilihatnya. Kinerja LMS Daltonisasi memanfaatkan pergeseran nilai yang didapatkan dari konversi RGB ke LMS, dan sebaliknya. Sedangkan perbaikan warna LAB menggunakan ruang warna LAB untuk menentukan kontras pada warna-warna yang tidak dapat diidentifikasi penderita dengan menggeser nilai L, a, dan b. Kedua metode diuji menggunakan gambar Ishihara dan gambar fullcolor pada penderita. Gambar keluaran metode LMS Daltonisasi mampu mengungkapkan 47% jenis warna bagi penderita, sedangkan untuk perbaikan warna LAB sebesar 63% jenis warna daripada gambar aslinya.  Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gambar hasil LMS Daltonisasi memiliki jumlah jenis warna lebih banyak daripada gambar asli pada pandangan penderita deuteranopia secara langsung, sedangkan pada gambar hasil perbaikan warna LAB memiliki jumlah jenis warna lebih banyak daripada gambar hasil LMS Daltonisasi.